Siswi SMP Korban Perkosaan Gigih Selesaikan UN Sambil Susui Anak

image

Seorang siswi SMP Negeri Satu Atap (Satap) Nunpo yang berdomisili di desa Haumeni Ana perbatasan Indonesia – Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), Nusa Tenggara Timur, terpaksa mengikuti Ujian Nasional (UN) di rumahnya.

Siswi ini merupakan korban pemerkosaan, yang membuatnya hamil dan harus melahirkan mendekati jadwal pelaksanaan UN.

Atas pertimbangan faktor psikologi dan keinginan kuat dari korban untuk melanjutkan pendidikan, pihak sekolah memberikan kesempatan pada korban untuk melaksanakan UN di rumahnya, sambil mengurus bayinya yang baru lahir.

Saat mengerjakan soal ujian, terlihat usaha keras YK dalam menjawab setiap soal, lembar demi lembar kertas ujian ia selesaikan. Siswi 16 tahun ini pun tak lupa menghampiri bayinya yang saat itu menangis. Dengan sigap dia lantas menyusui bayinya sampai tenang.

Sebagai ibu dan pelajar, dua aktivitas ini harus dilakukannya sambil mengerjakan soal. Tak ada keistimewaan yang diberikan padanya, sehingga dia harus berjuang menyelesaikan soal dalam waktu yang sudah ditentukan. Begitulah cara YK menjalani UN selama tiga hari terakhir.

Ruang ujian khusus di rumahnya ini telah disiapkan orangtuanya, agar YK bisa menyelesaikan pendidikannya di tingkat SMP. Berbekal kursi dan meja pinjaman tetangga, YK ikut ujian sambil mengawasi bayinya di ruang depan rumah mereka yang sangat sederhana.

Demi terjaganya dokumen kerahasiaan negara, pengawas ujian dari sekolah dan pihak keamanan terus mengawasi YK. Sesekali, ibunya juga terlihat bergantian menggendong bayi mungil itu saat tangisnya tak reda-reda. Sedangkan ayahnya, duduk menemani kepala sekolah dalam mengawasi.

Dukungan moril dari tetangga dan orangtua dalam menyemangati YK menyelesaikan soal ujian, membulatkan tekadnya untuk melanjutkan pendidikan sampai ke SLTA. Mimin saluttt..πŸ‘πŸ‘πŸ‘

Niat baik ini pun didukung penuh Kepala Sekolahnya, Joseph Ceunfin. Kepala Sekolah berharap pemerintah melihat YK sebagai siswa yang tercatat sebagai peserta UN 2016, sehingga tetap dibiarkan mengikuti ujian akhir. Menurut Ceunfin, YK adalah korban kejahatan dan semestinya tidak ikut menjadi korban dunia pendidikan.

“Saya ingin anak saya tetap melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, anak saya ini korban dari perbuatan Omnya,” ujar ayah YK, Antonio Da Cunha saat ditemui di rumahnya, Rabu, 11 Mei 2016.

Antonio pun merasa puas dengan pelaksanaan UN di rumahnya ini. Apalagi dari pengakuan YK kepadanya, dia bisa menyelesaikan semua soal dengan baik.

“Saya senang, menurut YK, dia dapat menyelesaikan soal ujian dengan cepat. Setiap hari di rumah dia mengurus bayinya sambil belajar,” ujar Antonio mengungkapkan perjuangan YK sebelum UN.

Kepala Sekolah SMP Negeri Satap Nunpo, Joseph Ceunfin, juga mengisahkan awal mula dia melihat perubahan pada tubuh muridnya. Beberapa guru bahkan memintanya untuk menanyakan kondisi yang dialami siswinya tersebut. Setelah berkonsultasi, YK akhirnya mengakui apa yang telah dia alami, Ceunfin langsung berkoordinasi dengan Kadis PPO kabupaten, untuk meminta kebijakan agar siswinya itu tetap bisa mengikuti UN.

“Setelah mendengar cerita langsung dari siswa saya, sebagai kepala sekolah saya langsung mengambil langkah melaporkan ke Dinas PPO untuk memohon pertimbangan Bapak Kadis. Karena anak ini juga sudah terdaftar sebagai peserta UN 2015 -2016, anak ini tidak boleh berhenti sekolah. Dia harus selesaikan sekolahnya,” ungkap Ceunfin terharu.

β€œKemudian dia harus menjadi korban segalanya, termasuk korban melahirkan, memelihara dan membesarkan anak, sehingga dia tidak boleh lagi menjadi korban dalam dunia pendidikannya,” Ceunfin menambahkan.

Tak hanya mendatangi PPO di kabupaten, Kepala Sekolah pun meminta agar ada panitia penyelenggara UN ikut memantau YK melaksanakan ujian di rumahnya.

“Demi kelancaran ujian di rumah. Saya juga datangkan pengawas dan pihak keamanan untuk bisa tetap terjaga dokumen negara yang bersifat rahasia selama ujian berlangsung di rumahnya,” ucap Ceunfin.

Terakhir, Ceunfin hanya berharap YK diperbolehkan melanjutkan sekolah. Sebab, ke depannya YK juga mesti membesarkan dan menghidupi anaknya tersebut.

“Saya berharap, oleh pemerintah daerah dalam hal ini Dinas PPO bisa mempertimbangkan agar dia tetap melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, semisal sekolah kejuruan agar dia bisa mendapat keterampilan sebagai bekal hidup mandiri.”

Diketahui YK, siswi SMP Negeri Satap Nunpo ini merupakan korban pemerkosaan oleh pamannya di tahun 2015 lalu. YK baru melahirkan anaknya akhir Februari 2016. Sementara itu proses hukum terhadap kasus pemerkosaan ini masih berjalan. Tersangka Paulus Timo pun masih mendekam di sel tahanan Mapolres Timor Tengah Utara, menunggu proses pengadilan.

Sumber : Viva.co.id

Posted on May 12, 2016, in Hot News and tagged , , , , , . Bookmark the permalink. 7 Comments.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: