Peralatan Makan dari Biji Alpukat Mampu Kurangi Sampah Plastik!
Saat ini sampah plastik merupakan permasalahan serius di setiap negara. Para ahli bahkan terus mencari solusinya. Jadi enggak heran di beberapa negara Eropa, penggunaan plastik sudah dilarang.
Plastik sendiri adalah bahan yang butuh waktu lama untuk terurai, plastik juga bisa terbawa ke laut dan membahayakan kehidupan makhluk laut.
Satu – satunya cara untuk menekan sampah plastik yaitu mengganti plastik dengan bahan baku yang ramah lingkungan.
Contohnya penemuan salah satu perusahaan dari Meksiko yang membuat peralatan makan dari biji alpukat.
Peralatan Makan dari Biji Alpukat
Perusahaan Meksiko, bernama BioFase menciptakan alat makan, berupa sendok, garpu, pisau, dan sedotan yang terbuat dari biji alpukat.
Nah, ide ini didapat dari Scott Munguia, seorang mahasiswa teknik yang berniat untuk menyelesaikan masalah polusi dan mencari sumber pengganti bahan baku plastik.
Sebelum biji alpukat, Mungia melakukan percobaan dengan biji mangga, loh.
Dan setelah proses pengujian biji alpukat selama satu setengah tahun, akhirnya di 2013 metode ini dipatenkan. Dan telah menghasilkan banyak penghargaan.
Peralatan Makan yang Bisa Terurai
Tak cuma ramah lingkungan karena berbahan dasar biji alpukat, peralatan makan buatan BioFase ini juga bisa terurai dengan cepat.
Cukup digunakan sekali saja dan setelah 240 hari sejak dipakai dan terpapar unsur lain atau terkubur di dalam tanah, maka peralatan makan ini akan terurai secara alami.
Beda dengan plastik yang terbuat dari fosil dan membutuhkan waktu lebih dari 100 tahun untuk terurai.
Lalu bagaimana jika ingin menyimpannya lebih lama agar tidak rusak? Caranya mudah cukup simpan peralatan makan berupa sendok, garpu, pisau, dan sedotan ini di tempat kering.
Harganya? Memang sedikit lebih mahal dari peralatan makan yang terbuat dari plastik tapi untuk menjaga lingkungan worth it lah.
Penemuan Unik
Penemuan dari Munguia tersebut dianggap unik dan bermanfaat, terlebih Meksiko adalah salah satu negara penghasil alpukat terbesar di dunia.
Setiap tahunnya aja Meksiko mampu mengonsumsi lebih dari 1 juta ton alpukat, limbahnya? Ada sekitar 30.000 ton yang merupakan biji dan kulit.
Berlimpah bahan baku limbah penemuan Munguia punya manfaat ganda, menghilangkan limbah di negaranya sekaligus menghentikan polusi plastik di negara lain.
Terbukti BioFase akan mengekspor peralatan makan berbahan biji alpukat ini ke Amerika.
Amerika sendiri adalah penghasil 9 persen plastik yang ada di dunia.
Sampah Plastik Ancaman Bagi Makhluk Laut
Di Indonesia sendiri ada berbagai kasus polusi plastik yang menjadi ancaman bagi makhluk hidup, khususnya penghuni laut.

Paus mati karena ada 5,9 kg plastik di dalam perutnya
Contohnya aja paus sperma dan paus berkepala kotak, mahluk laut langka yang terdampar di Sulawesi Tenggara dengan banyak sampah plastik di dalam perutnya.
Ada juga berita mengenai penyu yang tidak bisa meloloskan diri dari jaring sampah yang mengikat tubuhnya.
Sampah plastik juga sering dianggap sebagai makanan oleh hewan seperti burung laut, paus, kura-kura, atau anjing laut.
Sampah plastik juga punya bau seperti makanan yang disantap oleh burung laut.
Sementara hewan laut melihat plastik seperti ubur-ubur, karena punya warna yang transparan.
Seandainya mahluk laut terus – menerus mengonsumsi sampah plastik bisa dipastikan biota laut bakal terganggu!
Enggak kebayang deh laut tanpa hewan laut…
Sumber : Bobo.ID
Posted on February 8, 2019, in Hot News and tagged bahaya sampah plastik, Biofase, penemuan dari biji alpukat, peralatan makan ramah lingkungan, ramah lingkungan, sampah plastik. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0