Mengulas 7 Sisi Positif Sistem PPDB Zonasi!

Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) saat ini telah menganut sistem zonasi.

Buat yang belum tahu apa itu Zonasi. Ayo, kita cari tahu..

Dilansir Tirto.id sistem zonasi mengharuskan calon peserta didik untuk menempuh pendidikan di sekolah yang punya radius terdekat dari domisilinya masing-masing.

Peserta didik punya maksimal tiga opsi sekolah, dengan catatan sekolah tersebut masih memiliki slot siswa dan berada dalam wilayah zonasi siswa tersebut.

Seleksi calon peserta didik baru dilakukan dengan memprioritaskan jarak tempat tinggal terdekat ke sekolah dalam zonasi yang ditetapkan.

Mirip sistem pendidikan Jepang sih kalo mimin bilang, anak sekolah di Jepang cukup jalan kaki atau naik bis sekolah udah langsung sampai di tujuan. Mereka harus sekolah di tempat terdekat dari rumah mereka tinggal.

Mimin menangkap tujuan terbentuknya Zonasi adalah hilangnya predikat sekolah favorit, sekarang semua sekolah dianggap favorit.

Namun pada penerapannya, sistem zonasi bisa bikin masyarakat berdemo, sampai ingin menurunkan KEMENDIKBUD segala. Sekolah favorit meradang, orang tua dongkol ingin anaknya disekolahkan ke sekolah unggulan dan siswa berprestasi ikut-ikutan stress karena tidak bisa masuk sekolah bergengsi yang diimpikan selama ini. Lalu sistem Zonasi lah yang disalahkan.

Dari pada dipandang negatif terus, yuk kita gali sisi positifnya. Dari berbagai riset kecil-kecilan yang mimin buat, serta berbagai opini pribadi dan sumber yang mimin baca, berikut dampak positif dari adanya sistem zonasi.

 

1. Tak ada lagi diskrimansi dan label, semoga biaya sekolah ikutan turun

Pendidikan sama rata, terhapusnya diskriminasi status sosial, tak ada lagi label si miskin dan kaya, si pintar dan bodoh. Kira-kira sekolah favorit bakal turun harga enggak ya? Sekolah favorit jangan lagi mematok harga selangit dengan dalih fasilitas dsb.

Biasanya bagi orang tua berduit membeli sebuah meja hingga ijazah untuk anaknya biar bisa belajar di sekolah unggulan adalah hal yang lumrah. Nah, semoga kedepannya praktek seperti itu benar-benar bisa dihapuskan.

 

2. Sekolah non unggulan bisa mendapatkan siswa potensial

Sekolah negeri maupun swasta non unggulan bisa mendapatkan keuntungan berupa siswa-siswa potensial. Karena akan banyak siswa berprestasi gagal masuk ke sekolah unggulan, karena sistem zonasi.

 

3. Tidak ada lagi bimbel tanpa henti

Masuk sekolah favorit menjadi gengsi tersendiri bagi para orang tua, kalo sudah masuk ke sekolah favorit A pasti ada pride tersendiri. Kalo kamu sekolah di sekolah Z (gak terkenal) ortu coret kamu dari KK!

Karena sekolah terlanjur dibentuk berdasarkan nilai akademis itu sebabnya tidak sedikit orang tua memaksa anaknya untuk masuk ke sekolah unggulan dengan cara belajar tanpa henti, ikut berbagai bimbel agar anak terlihat kompetitif. Padahal, cara belajar semacam itu tidak lah baik. Biarkan anak belajar secara alami sesuai kemampuan dan bakat yang ia punya.

Sisi pendidikan menjadi kabur karena telah dicampuradukkan dengan bisnis. Padahal moral, karakter dan kecerdasan sosial adalah yang utama, bukan semata pintar mengerjakan berbagai soal-soal mata pelajaran.

Fasih calistung namun buang sampah pada tempatnya saja tak bisa, ini jenis kemajuan atau kemunduran dalam sistem pendidikan ya?

 

4. Orang tua dapat dengan mudah memantau perkembangan belajar anak

Anak di bawah umur masih butuh pengawasan orang tua, karena pendidikan pertama dari rumah sangatlah penting. Sekolah yang dekat dengan rumah memudahkan orang tua memantau proses belajar anak, para orang tua juga bisa berinteraksi dengan guru mengenai proses belajar-mengajar.

Mengawasi apakah anak pergi membolos atau tidak? Apakah di sekolah ia jadi korban atau justru pelaku bullying? Intinya, semua hal yang bisa merusak masa depan si anak bisa dikontrol orang tua dari dekat!

Emak -emak bernyali mampu gagalkan tawuran

Kebayang enggak sih anak bolos mau tawuran tapi gak jadi karena lokasinya dekat rumah, wkwkwk.. yang ada ditimpuk emak ama batang sapu. Temennya mimin pernah nih kaya gini kagak jadi tawuran karena dijewer emak, soalnya jarak sekolah dan rumah cukup dekat.

 

5. Mengurangi kemacetan

Di daerah mimin tinggal banyak sekali murid yang memilih belajar ke pusat kota, kebetulan mimin tinggal di kawasan perkampungan, alhasil masih subuh jalanan sudah dihiasi dengan pemandangan hiruk pikuk kendaraan motor dan mobil yang tak cuma ingin berangkat kerja tapi juga ke sekolah.

Bahaya naik motor tanpa pengamanan berkendara seperti helm

Sampai-sampai mimin sempat berpikir ‘gak ada sekolah yang dekat gitu biar gak kena macet begini?’ Nyatanya, zonasi cukup mampu mengurai kemacetan, murid gak perlu bawa kendaraan pribadi ke sekolah. Karena selain berbahaya bagi anak di bawah umur, kendaraan pribadi bikin padat jalanan.

 

6. Punya banyak waktu belajar

Dibandingkan menghabiskan terlalu banyak waktu di jalanan karena sekolah yang terlampau jauh harus ditempuh pulang-pergi, selain kelelahan, murid yang tinggal lebih dekat dengan sekolah punya cukup tenaga dan waktu untuk belajar lagi di rumah.

 

7. Persaingan memudar

Sekolah maupun murid selama ini cenderung bersaing, dengan adanya sistem zonasi, sekarang persaingan memudar.

Jadi ingat Finlandia, sekolah yang dilabeli terbaik di dunia, karena tidak menerapkan kompetisi konyol hanya untuk masuk ke sekolah favorit. Yang penting adanya kolaborasi.

Saling berbagi siswa dan pengajar terbaik, kedepannya sekolah yang diunggulkan mungkin bisa berkolaborasi dengan sekolah non unggulan, dengan belajar bareng mungkin. Hmm.. indahnya berbagi.

Pemerataan pendidikan dan hilangnya gap, mampu memajukan mutu pendidikan suatu negara. Yang terbaik bukan mereka yang sendirian tapi mereka yang mampu bersama dan saling mengisi, eaaa.. Masih merasa kurang adil dengan sistem zonasi? Ayo, share pemikiranmu!

 

 

Referensi : https://m.detik.com/news/kolom/d-4593324/sisi-positif-sistem-zonasi

Posted on June 24, 2019, in Come On Share, Education, Hot News and tagged , , , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: