Belum Usai Dengan China (Natuna), Kini Indonesia Harus Berhadapan Dengan Kapal Taiwan

image

Belum usai masalah pencurian ikan yang dilakukan China di laut Natuna, kini Pemerintah Indonesia harus berhadapan dengan Taiwan, Pemerintah Taiwan meminta penjelasan dari Indonesia setelah dua kapal nelayan Taiwan diduga ditembak oleh kapal patroli Indonesia di Selat Malaka.

Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan, sudah memanggil perwakilan Indonesia di Taipei pada Selasa (22/3/2016), untuk menyampaikan keprihatinannya terkait insiden tersebut.

Peristiwa itu terjadi awal pekan ini dan melibatkan dua kapal nelayan yang berasal dari wilayah selatan Taiwan yaitu Sheng Te Tsai dan Lien I Hsing No.116.

Kemenlu Taiwan mengecam penggunaan kekerasan itu dan meminta bukti jika kedua kapal tersebut melakukan pelanggaran.

“Kami meminta pemerintah Indonesia merespon cepat pernyataan kami terkait alasan penembakan terhadap kapal nelayan kami,” demikian pernyataan Kemenlu Taiwan.

Sementara itu, jurnalis Associated Press menjadi saksi mata, dua kapal asal Taiwan yang mencari ikan tuna sedang bersandar di pelabuhan perikanan Jurong, Singapura, Kamis (24/3/2016), namun tak diizinkan mendekat ke perairan Indonesia.

Harian The Strait Times menuliskan, keadaan kedua kapten dan 25 anak buah kapal terlihat kelelahan namun masih dalam kondisi baik.

Kapten kapal Sheng Te Tsai, Lin Nan-mengatakan kepada The Strait Times, penembakan yang terjadi pada Senin (21/3/2016) pagi itu terjadi tanpa peringatan.

Sang kapten menambahkan, dia tidak memahami kata-kata yang disampaikan kru kapal patroli Indonesia lewat radio.

“Entah dari mana muncul sebuah kapal dari belakang sambil menyalakan lampu yang sangat terang. Lalu kami mendengar suara tembakan,” kata Lin.

Sejumlah media Taiwan mengatakan seluruh kru kapal tak menderita luka namun kapal Sheng Te Tsai terkena lebih dari 10 tembakan.

Kejadian ini hanya berselang dua hari ketika pada akhir pekan lalu kapal patroli Kementerian Perikanan dan Kelautan memergoki kapal nelayan China sedang berada di perairan Kepulauan Natuna, Indonesia.

Namun, penangkapan kapal ikan itu digagalkan setelah sebuah kapal penjaga pantai China muncul dan menabrak kapal ikan Kway Fey, sehingga kapal tersebut bisa meloloskan diri.

Sejauh ini Indonesia menolak permintaan China untuk membebaskan delapan awak kapal yang ditahan akibat tuduhan melakukan pencurian ikan.

Sumber : Kompas

Posted on March 25, 2016, in Hot News and tagged , , , , . Bookmark the permalink. 38 Comments.

  1. Taiwan & china sama saja lahh

    Liked by 1 person

  2. Boikot produk cina dan taiwan,

    Dulu makanya kereta cepat jangan pake jasa cina, jasa jepang lebih murah dan 100% milik indonesia pula. Walau butuh 6 tahun pengerjaan (dimana pdip gak bisa klaim pembangunan kereta cepat)

    Wkkwkwk

    http://jildhuz.com/2016/02/27/pertamina-pulsa-teknik-nipu-ala-dni/

    Liked by 1 person

  3. Baguslah tembaki saja, kan indonesia sudah tegas masalah kaya ginian. Toh dari taiwan/china ke indonesia itu jauh sangat loh.. Kalau kapal timor leste atau aussie atau malay singapure masih mending lah ya.. Tapi kapal malay singa sama aussie kan kapal bear semua :p pasti kalau masuk laut indo ya sengaja, ujung”nya tetap… TEMBAK

    Liked by 1 person

  4. saya lebih percaya kualitas jepang daripada china klo soal buat produk apalagi untuk alat transportasi

    Liked by 1 person

Leave a comment